Tulang menjadi semakin kaku dan tumbuh lebih besar selama perkembangan janin, masa kanak-kanak, dan remaja. Ketika rangka menjadi matang yang tercapai pada usia 20 tahunan, tidak ada pertumbuhan tambahan panjang tulang yang dapat terjadi. Bagaimana tulang dapat tumbuh? Tulang adalah struktur yang keras. Jadi bagaimana mereka tumbuh? Nah, tulang adalah jaringan hidup.
Mereka memiliki suplai darah. Anda secara konsisten membuat tulang baru. Bahkan, kerangka manusia diganti setiap 7-10 tahun. Tapi bagaimana tulang tumbuh? Artikel berikut akan menjelaskan dari mana tulang berasal.
Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang
Pada awal perkembangan janin manusia, kerangka seluruhnya terbuat dari tulang rawan. Tulang rawan yang relatif lunak secara bertahap berubah menjadi tulang keras melalui osifikasi. Ini adalah proses di mana deposit mineral menggantikan tulang rawan.
Seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah, osifikasi tulang panjang, yang ditemukan di lengan dan kaki, dimulai di pusat tulang dan terus ke arah ujung. Saat kelahiran, beberapa daerah tulang rawan tetap dalam kerangka, termasuk plat pertumbuhan pada ujung tulang panjang. Tulang rawan ini tumbuh sebagai tulang panjang, sehingga tulang dapat terus meningkat panjang selama hidup.
Proses Pembentukan Tulang
Manusia memiliki rangka tubuh ketika dalam tahap perkembangan embrio. Rangka tubuh dalam masa embrio masih berupa tulang rawan (kartilago). Kartilago dibentuk oleh sel-sel mesenkim. Di dalam kartilago tersebut akan diisi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel pembentuk tulang keras. Osteoblas akan mengisi jaringan sekelilingnya dan membentuk osteosit (sel-sel tulang).
Sel-sel tulang dibentuk secara konsentris (dari arah dalam ke luar). Setiap sel-sel tulang akan mengelilingi pembuluh darah dan serabut saraf, membentuk sistem Havers. Selain itu, di sekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa protein pembentuk matriks tulang. Matriks tulang akan mengeras karena adanya garam kapur (CaCO3) dan garam fosfat (Ca3(PO4)2).
Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoklas. Sel-sel ini berfungsi menyerap kembali sel tulang yang sudah rusak dan dihancurkan. Adanya aktivitas sel osteoklas, tulang akan berongga. Rongga ini kelak akan berisi sumsum tulang. Osteoklas membentuk rongga sedangkan osteoblas terus membentuk osteosit baru ke arah permukaan luar. Dengan demikian, tulang akan bertambah besar dan berongga.
Proses pembentukan tulang keras disebut osifikasi. Proses ini dibedakan menjadi dua, yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi intrakartilagenosa. Osifikasi intramembranosa disebut juga penulangan langsung (osifikasi primer). Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya tulang tengkorak. Penulangan ini terjadi secara langsung dan tidak akan terulang lagi untuk selamanya. Contoh osifikasi intrakartilagenosa adalah pembentukan tulang pipa. Osifikasi ini menyebabkan tulang bertambah panjang. Perhatikan Gambar dibawah.
a) Osifikasi intra membrane
Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intrammebrane.
b) Osifikasi endokondral
Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggungjawab pada pembentukan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul di bagian tengah dari tulang rawan yang disbeut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada mtariks tulang.
Sel-sel osteoblas juga menempati jaringan pengikat yang ada di sekeliling rongga. Sel-sel tulang ini mengelilingi saluran haversi yang berisi pembuluh darah kapiler arteri, vena, dan serabut saraf membentuk satu sistem yang disebut sistem havers. Pembuluh darah sistem havers mengangkut zat fosfor dan kalsium menuju matriks sehingga matriks tulang menjadi keras. Kekerasan tulang diperoleh dari kekompakan sel-sel penyusun tulang.
Apabila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons, contohnya tulang pipih. Sedangkan, jika matriks tulang menjadi padat dan rapat, maka akan terbentuk tulang keras atau tulang kompak, contohnya tulang pipa.
Tulang pipa berbentuk tabung dengan kedua ujung membulat. Sebagian besar terdiri atas tulang kompakta dan sedikit tulang spongiosa serta sumsum tulang pada bagian dalamnya. Rongga sumsum tulang dan rongga tulang spongiosa mengandung sumsum tulang kuning (terdiri atas sel lemak) dan sumsum tulang merah (tempat pembentukan sel darah merah).
Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam beberapa tahap, yaitu:
- Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas. Bagian yang paling banyak mengandung osteoblas adalah epifisis dan diafisis.
- Terjadi perkembangan pusat osifikasi primer yang disertai dengan perluasan bone collar.
- Pada bagian sentral tulang terjadi perombakan sel-sel tulang (reabsorpsi tulang) sehingga pembuluh darah mulai masuk dan terbentuk rongga sumsum tulang.
- Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis. Osifikasi sekunder ini menyebabkan pemanjangan tulang.
Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6 – 7 minggu dan berlangsung sampai dewasa sekitar umur 30-35 tahun. Berikut adalah gambaran pembentukan tulang: Dari grafik, massa tulang mulai tumbuh sejak usia 0. Sampai usia 30-35 tahun (tergantung indvidu) pertembuhan tulang berhenti, dan tercapai puncak massa tulang. Puncak massa tulang belum tentu bagus, tapi di umur itulah tercapai puncak massa tulang manusia.
Bila dari awal proses pertumbuhan asupan kalsium selalu terjaga, maka tercapailah puncak massa tulang yang maksimal. Tapi bila dari awal pertumbuhan tidak terjaga asupan kalsium serta gizi yang seimbang, maka puncak massa tulang tidak masimal. Pada usia 0-30/35 tahun, disebut modeling tulang karena pada massa ini tercipta atau terbetuk model tulang seseorang. Sehingga lain orang, lain pula bentuk tulangnya. Pada usia 30-3 tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai, disebut remodeling dimana modeling sudah selesai tinggal pergantian tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda.
Secara alami, setelah pembetukan tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa tulang. Hal ini bisa dicegah dengan menjaga asupan kaslium setelah tercapainya ouncak massa tulang. Dengan supan kalsium 800-1200 mg per hari, puncak massa tulang ini bisa dipertahankan. Tujuannya adalah untuk mencegah penurunan massa tulang, dimana penurunan massa tulang ini akan mengakibatkan berkurangnya kepadatan tulang, dan tulang akan mengalami osteoporosis. Osteoporosis lebih baik dicegah dengan cara asupan kalsium yang cukup setelah usia 30 atau 35 tahun.
Pada remaja akhir atau awal dua puluhan, seseorang mencapai kematangan tulang. Pada saat itu, semua tulang rawan telah digantikan oleh tulang, sehingga mungkin tidak ada pertumbuhan panjang tulang lebih lanjut. Namun, tulang masih dapat meningkatkan ketebalan. Hal ini dapat terjadi sebagai respons terhadap aktivitas otot yang meningkat, seperti latihan beban.
Dalam proses pembentukan tulang, tulang mengalami regenerasi, yaitu pergantian tulang-tulang yang sduah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda, proses ini berjalan seimbang sehingga terbentuk puncak massa tulang. Setelah terbentuk puncak massa tulang, tulang masih mengalami pergantian tulang yang sudah tua dengan tulang yang masih muda, tapi proses ini tidak berjalan seimbang dimana tulang yang diserap untuk diganti lebih banyak dari tulang yang akan menggantikan, maka terjadi penurunan massa tulang, dan bila keadaan ini berjalan terus menerus, maka akan terjadi osteoporosis.
Ringkasan
Tulang menjadi semakin kaku dan tumbuh lebih besar selama perkembangan janin, masa kanak-kanak, dan remaja. Ketika rangka menjadi matang yang tercapai pada usia 20 tahunan, tidak ada pertumbuhan tambahan panjang tulang yang dapat terjadi.
Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi) Pada Manusia Secara Lengkap
Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi) Pada Manusia Secara Lengkap - Jumlah tulang yang menyusun rangka tubuh manusia saat bayi yaitu 270 tulang, Namun setelah dewasa jumlahnya akan berkurang menjadi 206 tulang. Meskipun jumlah tulang saat bayi lebih banyak namun umumnya tulang bayi belum berfungsi dengan sempurna untuk menopang tubuhnya.
Tulang bayi harus melalui osifikasi atau proses pembentukan tulang agar dapat berfungsi seperti seharusnya. Lebih lengkapnya, Osifikasi adalah proses dimana sel mesenkim dan kartilago diubah menjadi tulang selama pengembangan.
Proses pembentukan tulang terjadi pada masa embrio. Ketika, masih dalam bentuk embrio, rangka tubuh terdiri atas tulang rawan yang terbentuk dari sel-sel mesenkim. Proses pembentukan tulang terjadi secara terus menerus dan menyebabkan bertambah besarnya ukuran tulang.
Sel yang berperan dalam proses pembentukan tulang yaitu osteoblas dan osteoklas. Osteoblas adalah sel pembentuk tulang keras yang ada dalam tulang rawan, osteoblas ini mengisi jaringan disekelilingnya dengan membentuk sel tulang secara konsentris.
Setiap sel tulang akan mengelilingi pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem Havers. Selanjutnya, di sekeliling tulang tersebut akan terbentuk senyawa protein pembentuk matriks tulang yang akan mengeras karena terdapat garam kapur dan garam fosfat.
Di dalam tulang juga terdapat osteklas yang berfungsi menyerap kembali sel tulang yang sudah rusak. Adanya aktivitas sel osteoklas maka tulang akan memiliki rongga dan nantinya akan terisi oleh sumsum tulang. Osteoklas membentuk rongga dan osteoblas akan membentuk osteosit baru kearah permukaan luar sehingga tulang akan membesar dan berongga.
Proses Pembentukan Tulang
Terdapat 2 tahap dalam Osifikasi atau proses pembentukan tulang, yaitu osifikasi intramembran dan endokondrium.
Osifikasi Intramembran
Proses osifikasi intramembran ini terjadi saat membran menyerabut digantikan oleh jaringan tulang. Osifikasi intramembran hanya terjadi di tulang pipih tertentu. Berikut proses osifikasi intra membran yang diringkas dalam dua langkah dasar:
Tulang spons mulai berkembang di pusat osifikasi yaitu tempat dalam membran.
Sumsum tulang merah terbentuk dalam jaringan spons, diikuti dengan pembentukan tulang padat pada bagian luarnya.
Osifikasi Endokondrium
Proses ini terjadi saat tulang rawan hilang dan digantikan oleh jaringan tulang. Osifikasi endokondrium terjadi pada sebagian besar tulang tubuh. Berikut ini adalah proses atau langkah-langkah osifikasi endokondrium:
Sel yang berperan dalam proses pembentukan tulang yaitu osteoblas dan osteoklas. Osteoblas adalah sel pembentuk tulang keras yang ada dalam tulang rawan, osteoblas ini mengisi jaringan disekelilingnya dengan membentuk sel tulang secara konsentris.
Setiap sel tulang akan mengelilingi pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem Havers. Selanjutnya, di sekeliling tulang tersebut akan terbentuk senyawa protein pembentuk matriks tulang yang akan mengeras karena terdapat garam kapur dan garam fosfat.
Proses Pembentukan Tulang
Terdapat 2 tahap dalam Osifikasi atau proses pembentukan tulang, yaitu osifikasi intramembran dan endokondrium.
Osifikasi Intramembran
Proses osifikasi intramembran ini terjadi saat membran menyerabut digantikan oleh jaringan tulang. Osifikasi intramembran hanya terjadi di tulang pipih tertentu. Berikut proses osifikasi intra membran yang diringkas dalam dua langkah dasar:
Tulang spons mulai berkembang di pusat osifikasi yaitu tempat dalam membran.
Sumsum tulang merah terbentuk dalam jaringan spons, diikuti dengan pembentukan tulang padat pada bagian luarnya.
Osifikasi Endokondrium
Proses ini terjadi saat tulang rawan hilang dan digantikan oleh jaringan tulang. Osifikasi endokondrium terjadi pada sebagian besar tulang tubuh. Berikut ini adalah proses atau langkah-langkah osifikasi endokondrium:
- Pada pusat osifikasi primer, tulang rawan hialin pecah membentuk rongga.
- Kuncup periosteum yang terdiri atas osteoblas, osteklas, sumsum merah, saraf dan pembuluh darah limfa memasuki rongga. Osteoblas menghasilkan jaringan tulang spons.
- Osteoklas memecah jaringan tulang spons yang baru terbentuk lalu membentuk rongga medula. Rongga medula akan semakin besar saat mengikuti penyebaran pusat osifikasi primer pada bagian ujung tulang.
- Tulang rawan akan digantikan oleh jaringan tulang padat pada bagian luar tulang.
- Pusat osifikasi sekunder terbentuk dibagian epifisis dalam tulang panjang. Kuncup periosteum terbentuk, namun jaringan tulang spons yang nantinya berkembang tidak digantikan oleh rongga medula.
- Tulang rawan yang tersisa di luar epifisis akan membentuk tulang rawan persendian. Sedangkan tulang rawan yang tersisa diantara pusat pengembangan osifikasi primer dan sekunder yang membesar membentuk lempeng epifisis.
Sumber : https://hisham.id/2015/05/proses-pertumbuhan-dan-perkembangan-tulang-osifikasi.htm
https://www.sekolahpendidikan.com/2017/08/proses-pembentukan-tulang-osifikasi.html#